免費論壇 繁體 | 簡體
Sclub交友聊天~加入聊天室當版主
分享
返回列表 發帖

HUI GUO 回国 (3 )

[i=s] 本帖最後由 丁发 於 2022-2-15 17:36 編輯 [/i]
 

23 JULI 1960

Hui Guo 回国 (3)



    Tahun 1948 Belanda membonceng Inggeris balik kembali ke Indonesia, dengan tedeng aling-aling AKSI POLISIONIL, yang sebenarnya AKSI MILITER. Rakyat Indonesia yang pada 17 Agustus 1945 telah memproklamirkan kemerdekaannya, dengan gagah berani melawan sengit dan keras. Rakyat Indonesia melancarkan taktik bumi hangus. Banyak rumah rumah dalam kota dibakar,termasuk di kota Cilacap. Kami lari mengungsi ,tapi celakanya pulang dari pengunsian ternyata rumah kami sudah jadi abu. Dengan sumangat gotong royong orang orang Tionghoa, kami membangun rumah kecil dekat pecinan. Dari kala itulah kami bertetangga dengan banyak Keluarga Tionghoa.
  1953 aku lulus SD dan melanjutkan ke SMP Tionghoa di Purwokerto.
  Perlu dicatat disini. Kala itu sekolahan SD THHK Tionghoa Cilacap pro Taiwan dan pada hari hari raya mengibarkan bendera Bintang Duabelas. Sedang di Purwokerto status sekolahan netral tapi Perhimpunan Pelajar yang bernama Wan Zhong pro RRT. Aku active di Wan Zhong, idem ditto aku condong ke kiri. Tapi sejak kecil aku baca harian Keng Po dan majalah Star Weekly. Maka aku bukan extrim kiri. Tahun 1955 aku lulus dari SMP Tionghoa Purwokerto. Sayang keadaan ekonomi keluarga kami tak mengizinkan aku untuk melanjutkan belajar ke SMA di kota besar (kala itu di Pwt. tak ada SMA Tionghoa). Dengan sedih hati aku pulang ke kampung halamanku Cilacap. Kebetulan di Cilacap dua tahun sebelumnya telah berdiri sebuah sekolah Tionghoa baru yang bernama Qiao Min Xue Xiao. SD Alma Materku THHK sudah dirubah dijadikan Sekolah Nasional. Ini akibat dari perebutan kekuasaan antara pro RRT dan KMT di Sekolah THHK Cilacap. Kegalauan akan haluan sekolahan ini mengakibatkan kekuatan tengah-kanan dari warga Tionghoa di Cilacap menguwasai gedung sekolah THHK dan meritulnya jadi sekolah nasional.
  Aku mengajar di sekolahan Qiao Min . Baru setahun mengajar, pamanku di Jakarta mengundangku kesana supaya dapat dengan anaknya yakni saudara misanku bersama-sama sekolah SMA Tionghua. Hatiku tentu bersorak sorai karena cita-citaku terwujud. Demikianlah akhir semester aku melepaskan jabatan dan pergi ke Jakarta. Aku sekolah di SMA Hua Chung. Tapi ya Allah, baru saja satu setengah tahun aku sekolah di Hua Chung, kementerian PPK pemerintah Indonesia mengeluarkan undang undang, melarang sekolahan sekolahan asing menerima/mengajar murid murid warga negara Indonesia. Dus semua murid murid WNI sebelum 1 Januari 1958 harus meninggalkan semua sekolahan sekolahan asing. Apa boleh buat, pada 1 Januari 1958 aku terpaksa dengan hati sedih dan cemas meninggalkan Hua Chung dan pindah masuk sekolah di JPP. Di JPP aku baru duduk selama satu triwulan atau 1/2 tahun, pamanku menawari aku untuk bekerja di satu bank di Pintu Besar.
  Aku dengan senang hati menerimanya.
  Demikian singkat aku sekolah di JPP, maka kini apa bila aku berkumpul dengan murid-murid alumni JPP, aku merasa dilema dan canggung. Karena kita tak salin mengenal. Maka ada yang berkelakar menertawain aku "anak JPP nebeng/endompleng".Ya, tak mengapalah ini terhidung satu anekdot pada masa sekolahku di Jakarta.Hanya kupercaya namaku pasti ada tercamtum dalam administrasi daftar murid murid JPP Jakarta.

    ( To be continued )


返回列表